Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 19 Mei 2013

DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN




Judul                          : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis                        : Darwis Tere Liye
Penerbit                      : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit             : 2010
Tempat Terbit           : Jakarta
Tebal                          : 256 halaman
ISBN                           : 978 – 979 – 22 – 5780 - 9
Jenis Cover                : Soft Cover
Harga                         : Rp. 48.000

Tentang Penulis

                     Darwis Tere Liye adalah penulis dari 16 novel yang telah beredar luas di berbagai toko buku di Indonesia bahkan banyak pembacanya yang berada di luar negeri. Sebagian dari novelnya banyak yang menjadi best seller bahkan di filmkan seperti novel karyanya yang berjudul “Hafalan Shalat Delisa” dan “Bidadari-Bidadari Surga”, ada pula yang jadikan mini sinetron “Anak-anak Kaki Gunung” yang ceritanya diadopsi dari novel best seller serial anak mama “Burlian”, “Pukat” , “Eliana” dan “Amelia” satu novel yang belum terbit yang sedang ditunggu banyak penggemarnya. Gaya penulisanya yang khas dan nilai-nilai yang terkandung dalam novelnya membuat bang Tere (sapaan akrabnya) dikagumi banyak orang dan menjadi diperhitungkan di dunia literasi, ia tak kalah dengan penulis-penulis beken seperti Habiburrahman El-Shirazy, Andrea Hirata, Asma Nadia pun Helvy Tiana Rosa. Ia pun sering dicari-cari untuk menjadi narasumber diberbagai acara kepenulisan yang ada di Indonesia. Hobinya adalah melakukan travelling. Ia lulus dari jurusan akuntansi Universitas Indonesia, walau pun seharusnya dia menjadi akuntan tapi menulis adalah dunianya. Ia mengaku 1% akuntan dan 99% penulis. Ayah dari seorang anak yang bernama Pasai ini bercita-cita mengubah pemikiran orang banyak (para pembaca) untuk memahami dan memiliki prinsip hidup yang baik melalui karya-karyanya. Menurutnya dengan memiliki pemahaman hidup yang baik maka negeri ini akan menjadi lebih baik, tidak akan ada orang yang korupsi walau hanya mencuri-curi jam kantor saat bekerja.
Resensi
                     Novel ini bercerita tentang seorang gadis kecil bernama Tania serta perjuangan hidupnya yang penuh getir kehidupan. Masa kecil gadis ini tak seberuntung orang lain, di saat yang lain sibuk bermain dengan ayah ibunya tapi Tania dan adik kecilnya yang bernama Dede sibuk berada di jalanan ibu kota dan dari satu kendaraan angkutan pindah ke kendaraan lainya untuk mengais sedikit rezki untuk makan mereka dan ibunya. Kisah ini dimulai ketika Tania dan dede berusia 11 tahun dan 6 tahun saat Tania mengalami kecelakaan kecil pada kakinya berdarah karena tertusuk duri, lalu datanglah seseorang menolongnya dan akhirnya selalu menjadi penting dalam kisah ini, ya seseorang itu adalah si pemberi janji kehidupan yang lebih baik pada keluarga mereka. Ia bagai malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menolong kehidupan mereka yang nestapa di jalanan semenjak ayah Tania meninggal 3 tahun sebelumnya. Seseorang itu bernama Om Danar ia berbaik hati menyekolahkan Tania dan Dede, saat pertama kali Tania dan Dede diajak ke toko buku yang menjadi setting sangat berarti untuk kisah ini, saat itu pula om Danar untuk pertama kalinya memuji Tania “Dan kau Tania cantik selali hari ini”. Kisah ini terus berlanjut sampai Tania perlahan menjadi dewasa dan cantik dengan mendulang berbagai prestasi akademik yang membanggakan, ia pun diterima dengan beasiswa di universitas ternama di Singapura, menakjupkan bukan ? Tania dewasa sadar bahwa ternyata perasaanya pada Om Danar bukan sekedar perasaan adik kepada kakanya. Ia merasa sebagai adik yang tak tahu diri beraninya mencintai malaikat penolong keluarga mereka. Tania terus bergelut dengan perasaanya ia bingung harus bersikap bagaimana dan ia tak pernah tahu bagaimana perasaan Om Danar sebenarnya. Ia tak pernah bisa membedakan mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta. Sampai akhirnya Om Danar memutuskan untuk menikah dengan wanita lain yang bernama Kak Ratna, saat itu Tania berfikir bahwa Om Danar tak pernah mencintainya sebagaimana yang ia harapkan. Maka ia pun rela terhadap kehendak takdir, sampai akhirnya berbagai teka teki selama ini menjadi terang benerang. Karena Dede tidak sengaja membuka laptop Om Danar dan menemukan novel yang berjudul “Cinta dari pohon linden”. Ternyata Om Danar pun mempunyai perasaan yang sama padanya, tanpa pernah ada seorang pun yang tahu. Tere Liye menuliskan kisah ini dengan sangat apik dan menggambarkan bagaimana mencintai secara benar, menjadikan cinta sebagai kekuatan yang teramat besar untuk merubah diri dari segi apa pun. Walau pun Tere Liye adalah seorang laki-laki tapi ia bisa menggambarkan tentang perasaan perempuan dengan sangat gamblang. Alur novel ini adalah alur mundur dan tentu sangat menarik dan membuat pembaca penasaran sampai akhir kisah. Secara keseluruhan saya berkata novel ini adalah great ! Kekuranganya menurut saya ada pada ending novel karena Tere Liye membuat pembaca sangat penasaran perihal apa yang dikatakan Om Danar di bawah ponon linden saat Tania meminta penjelasan. Hal itulah yang membuat pembaca penasaran. Tapi ya itulah Tere Liye, mungkin ia punya maksud tertentu dibalik itu.