Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin
Penulis : Darwis Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit :
2010
Tempat Terbit :
Jakarta
Tebal : 256 halaman
ISBN :
978 – 979 – 22 – 5780 - 9
Jenis Cover :
Soft Cover
Harga :
Rp. 48.000
Tentang Penulis
Darwis Tere Liye adalah
penulis dari 16 novel yang telah beredar luas di berbagai toko buku di
Indonesia bahkan banyak pembacanya yang berada di luar negeri. Sebagian dari
novelnya banyak yang menjadi best seller bahkan di filmkan seperti novel
karyanya yang berjudul “Hafalan Shalat Delisa” dan “Bidadari-Bidadari Surga”,
ada pula yang jadikan mini sinetron “Anak-anak Kaki Gunung” yang ceritanya
diadopsi dari novel best seller serial anak mama “Burlian”, “Pukat” , “Eliana”
dan “Amelia” satu novel yang belum terbit yang sedang ditunggu banyak
penggemarnya. Gaya penulisanya yang khas dan nilai-nilai yang terkandung dalam
novelnya membuat bang Tere (sapaan akrabnya) dikagumi banyak orang dan menjadi
diperhitungkan di dunia literasi, ia tak kalah dengan penulis-penulis beken
seperti Habiburrahman El-Shirazy, Andrea Hirata, Asma Nadia pun Helvy Tiana
Rosa. Ia pun sering dicari-cari untuk menjadi narasumber diberbagai acara
kepenulisan yang ada di Indonesia. Hobinya adalah melakukan travelling. Ia
lulus dari jurusan akuntansi Universitas Indonesia, walau pun seharusnya dia
menjadi akuntan tapi menulis adalah dunianya. Ia mengaku 1% akuntan dan 99%
penulis. Ayah dari seorang anak yang bernama Pasai ini bercita-cita mengubah
pemikiran orang banyak (para pembaca) untuk memahami dan memiliki prinsip hidup
yang baik melalui karya-karyanya. Menurutnya dengan memiliki pemahaman hidup
yang baik maka negeri ini akan menjadi lebih baik, tidak akan ada orang yang
korupsi walau hanya mencuri-curi jam kantor saat bekerja.
Resensi
Novel ini bercerita
tentang seorang gadis kecil bernama Tania serta perjuangan hidupnya yang penuh
getir kehidupan. Masa kecil gadis ini tak seberuntung orang lain, di saat yang
lain sibuk bermain dengan ayah ibunya tapi Tania dan adik kecilnya yang bernama
Dede sibuk berada di jalanan ibu kota dan dari satu kendaraan angkutan pindah
ke kendaraan lainya untuk mengais sedikit rezki untuk makan mereka dan ibunya.
Kisah ini dimulai ketika Tania dan dede berusia 11 tahun dan 6 tahun saat Tania
mengalami kecelakaan kecil pada kakinya berdarah karena tertusuk duri, lalu
datanglah seseorang menolongnya dan
akhirnya selalu menjadi penting dalam kisah ini, ya seseorang itu adalah si pemberi janji kehidupan yang lebih baik
pada keluarga mereka. Ia bagai malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menolong
kehidupan mereka yang nestapa di jalanan semenjak ayah Tania meninggal 3 tahun
sebelumnya. Seseorang itu bernama Om
Danar ia berbaik hati menyekolahkan Tania dan Dede, saat pertama kali Tania dan
Dede diajak ke toko buku yang menjadi setting sangat berarti untuk kisah ini,
saat itu pula om Danar untuk pertama kalinya memuji Tania “Dan kau Tania cantik selali hari ini”. Kisah ini terus berlanjut
sampai Tania perlahan menjadi dewasa dan cantik dengan mendulang berbagai
prestasi akademik yang membanggakan, ia pun diterima dengan beasiswa di
universitas ternama di Singapura, menakjupkan bukan ? Tania dewasa sadar bahwa
ternyata perasaanya pada Om Danar bukan sekedar perasaan adik kepada kakanya.
Ia merasa sebagai adik yang tak tahu diri beraninya mencintai malaikat penolong
keluarga mereka. Tania terus bergelut dengan perasaanya ia bingung harus
bersikap bagaimana dan ia tak pernah tahu bagaimana perasaan Om Danar
sebenarnya. Ia tak pernah bisa membedakan mana simpul yang nyata dan mana
simpul yang dusta. Sampai akhirnya Om Danar memutuskan untuk menikah dengan
wanita lain yang bernama Kak Ratna, saat itu Tania berfikir bahwa Om Danar tak
pernah mencintainya sebagaimana yang ia harapkan. Maka ia pun rela terhadap
kehendak takdir, sampai akhirnya berbagai teka teki selama ini menjadi terang
benerang. Karena Dede tidak sengaja membuka laptop Om Danar dan menemukan novel
yang berjudul “Cinta dari pohon linden”. Ternyata Om Danar pun mempunyai
perasaan yang sama padanya, tanpa pernah ada seorang pun yang tahu. Tere Liye
menuliskan kisah ini dengan sangat apik dan menggambarkan bagaimana mencintai
secara benar, menjadikan cinta sebagai kekuatan yang teramat besar untuk
merubah diri dari segi apa pun. Walau pun Tere Liye adalah seorang laki-laki
tapi ia bisa menggambarkan tentang perasaan perempuan dengan sangat gamblang.
Alur novel ini adalah alur mundur dan tentu sangat menarik dan membuat pembaca
penasaran sampai akhir kisah. Secara keseluruhan saya berkata novel ini adalah great ! Kekuranganya menurut saya ada
pada ending novel karena Tere Liye
membuat pembaca sangat penasaran perihal apa yang dikatakan Om Danar di bawah
ponon linden saat Tania meminta penjelasan. Hal itulah yang membuat pembaca
penasaran. Tapi ya itulah Tere Liye, mungkin ia punya maksud tertentu dibalik
itu.
0 komentar:
Posting Komentar