Panas
mentari siang itu menemani kegiatanku beserta anak didikku. Namaku Andini, aku
adalah anak sulung dari dua bersaudara, aku adalah lulusan S 1 PGSD Universitas Tri Karya. Kini aku telah menjadi seorang guru di sebuah sekolah
dasar negeri. Saat itu ketika aku telah menyudahi aktifitasku sebagai seorang
guru. Seperti biasa aku pulang dengan berjalan kaki melewati rumah dan
pekarangan warga. Saat aku berjalan aku melihat ada yang tidak biasa hari ini
saat aku melewati sebuah rumah yang sedang ramai dikunjungi orang. Melihat
kejadian itu rasa penasaranku muncul dan aku bertanya-tanya dalam hati “ Apa
yang terjadi di rumah itu sehingga banya orang yang datang ke rumah itu? “. Aku
pun bertanya pada orang yang hendak menghampiri rumah itu
“ Pak ada apa yah ko di
sana ramai sekali?”
Orang yang bertubuh tinggi
dan kekar itu pun menjawab
“ Itu bu, si Wili baru
saja pulang dari kota tapi denger-denger dia sakit keras makanya saya mau
menengok dia bu “.
Saat aku mendengar nama wili, aku merasa tidak asing dengan
nama itu. Aku semakin penasaran, aku ingin memastikan apakah aku mengenal orang
yang bernama Wili tersebut. Akhirnya aku memutuskan untuk melihat ke dalam
rumah itu. Tubuhku terpaku sejenak saat aku melihat wajah orang yang bernama
Wili itu. Aku merasa mengenal dia tapi aku tidak yakin apa dia yang dimaksud
ingatanku. Aku menghampirinya lebih dekat dan ternyata aku yakin bahwa dia
adalah Wili temanku saat aku kuliah dulu. Dalam hatiku brtanya-tanya, apa yang
terjadi padanya sehingga dia menjadi seperti ini. Padahal dulu saat kami masih
kuliah dia termasuk mahasiswa berprestasi di kampus kami dan termasuk mahasiswa
yang aktif pula di berbagai organisasi. Aku tidak percaya kalau dia sekarang
seperti ini.
Aku menghampiri Ibunya yang kelihatan tabah dan ikhlas
merawat Wili. Berbagai pertanyaanku pun terjawab setelah aku berbincang-bincang
dengan beliau. Dari perbincangan itu aku jadi tahu bahwa Wili sakit setelah
berbagai cobaan menghampirinya. karena dia merasa putus asa karena setelah lama
lulus dari perguruan tinggi ia tidak kunjung juga diangkat sebagai pegawai negeri sipil akhirnya dia mengambil
jalan pintas dengan membayar sejumlah uang kepada oknum tertentu agar segera
diangkat. Akan tetapi ternya ta oknum tersebut adalah penipu. Memikirkan jumlah
uang yang tidak sedikit itu raip begitu saja akhirnya Wili menjadi frustasi dan
jarang makan. Akhirnya berbagai penyakit menggerogoti tubuhnya yang lemah itu. Seperti
jatuh tertimpa tangga, begitulah yang sekarang dialami oleh Wili. Seorang
lulusan S 1 PGSD yang dulunya adalah mahasiswa yang berprestasi tapi sekarang
tergolek lemah tak berdaya.
0 komentar:
Posting Komentar